Infoseputarpati.com – Doa menjadi salah satu komunikasi yang dilakukan manusia kepada Allah Swt., baik itu memohon ampun, meminta sesuatu, bahkan berkeluh-kesah.
Hidup tentu tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada kalanya seseorang menghadapi tantangan dan kegagalan.
Contoh baik datang dari kisah Nabi Musa AS yang pernah menghadapi kesulitan saat harus berhadapan dengan Fir’aun. Nabi Musa mengalami berbagai ancaman dan hambatan saat Fir’aun menjabat sebagai raja yang lalai dan zalim.
Kendati demikian, Nabi Musa AS tak langsung menyerah dan tunduk begitu saja melihat kezaliman Fir’aun. Nabi tetap memeluk kebenaran dan juga tak lupa untuk selalu berdoa kepada Allah SWT, seperti yang ada dalam Al-Quran Surat Thaha ayat 25 hingga 28.
رَبِّ ا شْرَحْ لِيْ صَدْرِ وَيَسِّرْلِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْ قَوْلِيْ
Rabbisyrahlî shâdrî wayassyirlî amri wahlul uqdatam mil-lisânî yafqahû qaulî.
Artinya: “Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
Dilansir dari NU Online, doa tersebut mengandung tiga permintaan. Permintaan pertama adalah memohon diangkatnya kesusahan yang menyesakkan dada. Permintaan kedua adalah memohon dilenyapkan berbagai kesulitan, sementara permintaan ketiga adalah memohon kelancaran dalam bertutur kata, sehingga mudah dipahami oleh para pendengarnya.
Doa Nabi Musa dilafalkan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan saat menghadapi hal-hal yang dirasa sulit. (*)