Ekspor Pati Sagu Kalah dengan Malaysia, Negeri Jiran Beli Bahan Baku di Indonesia

Infoseputarpati.com – Ekspor pati sagu masih kalah dengan Malaysia. Diketahui negeri Jiran tersebut membeli bahan baku sagu dari Indonesia.

Sungguh miris, pemilik lahan terbesar di dunia, namun dalam ekspor masih kalah dari negara tetangga.

Dalam hal ini, Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia memiliki 85% atau 5,5 juta hektare (Ha) lahan sagu dari 6,5 juta Ha lahan sagu di dunia. Akan tetapi pemasok sagu dunia ada di Malaysia.

“Indonesia ini anehnya pasar pati sagunya, ekspor ke dunia lebih kecil daripada Malaysia. Padahal Malaysia lahan untuk produksi sagu, di hulunya tidak besar, jauh lebih kecil dari Indonesia,” kata Agus.

Ekspor pati sagu Indonesia diketahui hanya US$ 9 juta, dan Malaysia mencapai US$ 15 juta. Padahal bahan baku sagu yang didapatkan Malaysia berasal dari Indonesia.

“Ini merupakan modus yang harus kita carikan jalan keluar solusinya, karena sebetulnya Malaysia juga dapat bahan baku sagunya dari Indonesia, tapi mungkin tidak tercatat. Jadi mereka masukkan sagu dari Indonesia ke Malaysia, di Malaysia mereka olah-olah sedikit atau ekspor atas nama Malaysia,” beber Agus.

“Ini salah satu kendala yang saya pelajari kenapa Malaysia lebih tinggi nilai ekspornya dari Indonesia. Yang saya sampaikan nilai ekspor pati, artinya sudah ada pengolahannya. Jadi sagu datang dari Indonesia, diolah di Malaysia dan dia ekspor,” imbuh dia.

Lahan sagu terluas di Indonesia berada di Papua sebesar 5,2 juta hektare, akan tetapi 74% sagu nasional justru berasal dari Riau yang mana luas lahannya 76 ribu Ha.

“Produktivitas provinsi Riau adalah 3,73 ton per Ha, yang merupakan angka tertinggi dibandingkan produksi lain termasuk Papua yang berada pada peringkat kedua dengan 1,21 ton per Ha, dan Maluku di peringkat ketiga dengan menghasilkan 0,27 ton sagu per Ha,” ungkap Agus.

Agus mengatakan pihaknya akan terus mendorong peningkatan hilirisasi komoditas sagu.

“Kemenperin berkomitmen untuk terus meningkatkan hilirisasi komoditas sagu,” kata Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *