Infoseputarpati.com – Makhluk hidup ditakdirkan untuk menghadapi kematian. Setiap makhluk yang hidup di dunia diciptakan oleh Allah Swt., dan nantinya akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat.
Soal takdir kematian ini tertuang dalam Surat Al Imran, yang termasuk mushaf ke-3 dalam surat besar.
Surah Ali Imran Ayat 185 Beserta Artinya
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Bacaan latin: Kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa ‘anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
Dilansir dari Detik Edukasi, terdapat tiga poin penting yang ada dalam surat Al Imran ayat 18t itu. berikut penjelaskan oleh tafsir Al Quran Kementerian Agama (Kemenag) dan tafsir Ibnu Katsir.
- Setiap makhluk hidup yang berada di dunia akan mengalami kematian dan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatan yang dilakukannya selama di dunia. Dalam hal ini, takdir kematian tidak mengenal usia muda maupun tua.
- Balasan yang akan diterima umat manusia ini nantinya berasal dari amal yang dilakukan. Dengan akhir keputusan manusia ditempatkan di surga ataupun neraka.
“Kebahagiaan hakiki bukanlah berupa kedudukan dan pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, rumah dan istana yang mewah. Semua itu akan musnah.” tulis Kemenag.
Rasulullah SAW bersabda, bagaimana menjadi orang yang berbahagia.
“Siapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah ia mati di dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan agar ia berbuat kepada manusia seperti yang ia sukai diperbuat orang kepadanya.” (HR Ahmad).
- Kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, manusia diingatkan untuk tidak terlena dengan kenikmatan yang diberikan, baik itu makanan, minuman, ataupun yang dilarang oleh Allah SWT.
“Ambillah dari kehidupan ini sebagai sarana untuk taat kepada Allah, jika kalian mampu dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ketaatan), kecuali berkat pertolongan Allah SWT,” tulis Ibnu Katsir. (*)