Infoseputarpati.com – Utang merupakan kewajiban yang harus dibayar. Namun apa jadinya jika seseorang tidak mempunyai uang untuk melunasi atau menyicilnya.
Hal ini terjadi pada pasungan suami istri RN dan YE yang tega membunuh FRA (42), Ketua Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Motif pembunuhan ini diduga lantaran sakit hati.
“Kita saat ini masih terus mendalami motif dari kedua pelaku yang tega menghabisi nyawa korban. Namun saat ini kita sudah berhasil memperoleh beberapa keterangan pelaku penyebab mereka tega menghabisi nyawa FRA,” kata Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Ricardo Condrat Yusuf.
Kejadian ini bermula ketika pelaku meminjam uang di koperasi yang dipimpin oleh FRA, Senilai Rp10 juta.
“Tersangka ini sebelumnya meminjam uang ke korban sebesar Rp 10 juta untuk operasi anaknya. Itu uang simpan pinjam. Sehingga membuat korban menagih di hari itu. Sementara berdasarkan keterangan istri tersangka, ada satu bahasa korban membuat mereka tersinggung,” ujar Ricardo.
“Untuk bahasa korban itu nanti akan kita sampaikan, kita akan cocokkan dulu sama keterangan suaminya. Ini masih kita dalami agar tidak salah. Jadi dugaan awal penyebab korban dibunuh tersangka akibat tersangka sakit dengan bahasa korban,” tutur dia.
Korban menggunakan gagang cangkul hingga pingsan. Lalu dimasukkan di dalam karung dan dibakar.
“Pelaku ini orang kurang mampu juga. Karena mendengar bahasa tersangka dia emosi dan langsung memukul korban dengan gagang cangkul hingga tak sadarkan diri. Dan di sana korban dihabisi tersangka, jenazahnya dimasukkan ke dalam karung dan dibakar mereka ke tempat pembuangan sampah. Sebelum akhirnya tulang belulang korban kita temukan,” ungkap Ricardo.
“Apakah pembunuhan ini sudah direncanakan atau seketika. Sementara para tersangka kita kenakan dulu Pasal Pembunuhan 338,” imbuh dia.