Allah lalu mengazab Raja Herodus serta pengikutnya.
” Sebetulnya orang- orang yang mengingkari ayat- ayat Allah serta menewaskan para nabi tanpa hak( alibi yang benar) serta menewaskan orang- orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka berita gembira ialah azab yang pedih,” pesan Ali- Imran ayat 21.
Dari cerita Nabi Yahya ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Awal, Nabi Yahya mencontohkan adab terhadap fauna.
Manusia sebaiknya mencintai fauna selaku ciptaan Allah SWT. Mencintai fauna berarti mengakui kekuasaan serta ciptaan Allah.
Nabi Yahya pula berani berikan ketahui sahabatnya yang salah.
Nabi Yahya pula dengan tegas menentang perbuatan keji serta mungkar semacam perkawinan yang dilarang oleh Allah. Ia tidak khawatir walaupun dihukum serta dibunuh.
“Wahai Abu Yahya, ceritakanlah tentang peristiwa pembunuhanmu, dan mengapa Bani Israil membunuhmu?” Zakaria menjawab, “Wahai Muhammad, aku beritahukan kepadamu, bahwa Yahya adalah manusia terbaik pada zamannya, ia memiliki wajah yang rupawan dan bersinar, dan seperti difirmankan oleh Allah bahwa ia adalah seorang panutan dan berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu). Ia sama sekali tidak butuh seorang wanita. Lalu istri dari raja Bani Israil ketika itu, yang senang menggoda kaum pria, suka terhadap Yahya (sebelum wanita itu menjadi istri raja). Kemudian wanita itu pun menggoda Yahya, namun Allah masih menjaga Yahya hingga ia menolak dan tidak mau melakukan hal-hal yang tidak terpuji bersama wanita tersebut. Lalu wanita itu bertekad untuk membunuh Yahya.
Ketika itu adalah hari raya, hari berkumpulnya semua masyarakat pada setiap tahunnya. Lalu raja pun berkumpul bersama rakyatnya untuk merayakan hari tersebut. Kemudian wanita itu menghampiri raja yang memang suka terhadapnya, namun wanita tersebut saat itu belum menyukainya.
Lalu setelah menghampirinya, wanita itu menggoda raja dan bersedia untuk dinikahi. Setelah mendapatkan penawaran yang memang ditunggu-tunggunya, lalu raja itu berkata,
“Mintalah kepadaku apa saja yang kamu inginkan, aku pasti akan meluluskannya.”
Lalu wanita itu berkata, “Aku ingin darah Yahya bin Zakaria.”
Raja itu terkejut bukan main, lalu ia berkata, “Mintalah yang lain, atau darah orang lain selain Yahya.”
Wanita itu tetap bersikukuh, “Aku hanya ingin darah Yahya.”
Maka raja itu pun menyetujuinya, “Baiklah kalau begitu, darahnya akan aku berikan kepadamu.” (*)