Pati, Infoseputarpati.com – Sektor pertanian tembakau di Kabupaten Pati dinilai potensial untuk dikembangkan. Hal itu disampaikan oleh salah satu Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno.
Ia mengatakan bahwa tembakau bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika diolah menjadi produk olahan yang beragam, tak hanya rokok.
“Tembakau merupakan bagian dari komoditas pertanian (perkebunan) yang saat ini masih menjadi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi cukup baik, ” ucap politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Sejumlah wilayah di Kabupaten Pati yang dinilai memiliki potensi mengembangkan tanaman tembakau diantaranya adalah Mojoagung, dan daerah Pucakwangi, Pati.
Pengembangan tanaman tembakau di Kabupaten Pati sendiri diharapkan bisa menyejahterakan para petani. Terlebih, tanaman tembakau memiliki market tersendiri. Harganya juga dinilai tidak mudah mengalami penurunan.
Sukarno pun berharap dengan melihat potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati bisa turut andil dalam mengembangkan komoditas tambakau di Bumi Mina Tani melalui berbagai program.
Sehingga ke depannya komoditas tembakau di Pati bisa berjaya dan membawa dampak positif bagi pendapatan desa maupun daerah.
“Pengembangan tanaman tembakau diharapkan bisa memantik peningkatan pendapatan petani di desa tersebut, ” pungkasnya.
Sayangnya, hingga kini masih sedikit petani yang menanam komoditas tembakau. Pada tahun 2023, luasan lahan tembakau di Pati hanya sekitar seluas 300 sampai 400 hektare. Lahan tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, dan Batangan.
Kepala Dispertan Pati Nikentri Meiningrum melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) pada Dispertan Pati, Sugiharto mengatakan bahwa per hektare lahan bisa menghasilkan 2 ton tembakau kering.
“Kurang lebih bisa mencapai 2 ton sampai 3 ton tembakau kering per hektare. Itu per musim. Datanya kurang persis seperti itu,” ucapnya. (Adv)