Pati, Infoseputarpati.com – Sebagian besar lahan sawah petani di Desa Kebowan Kecamatan Winong mengalami kekeringan. Tanaman padi pun tak bisa tumbuh dengan subur sehingga para petani menuai hasil yang tak maksimal.
Salah satu warga Desa Kebowan Kecamatan Winong saat ditemui Mitrapost.com di sawah miliknya, Jum’at (18/05/2024) pagi, Parnyo (56) mengeluhkan di musim kemarau pendapatannya tidak maksimal.
Parnyo menginginkan adanya pembuatan sumur di area sawah. Sehingga pihaknya bisa melakukan penanaman.
“Sumur biasa, umpomo ketigo ngenteni niki kadang wong sing rajin tani ngeteniki wong kan ISO gawe palawija tanduran liya-liyane,” jelasnya.
Ia menyebut, dalam kondisi musim kemarau yang kering seperti saat ini, tidak memungkinkan pihaknya untuk melakukan penanaman karena daerah Winong merupakan daerah tadah hujan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya menyampaikan bahwa di musim kemarau, petani diharapkan dapat mengupayakan untuk menghemat air.
“Diharapkan para masyarakat khususnya para petani yang pertama melakukan upaya-upaya untuk hemat air artinya ketika masih ada hujan air itu disimpan,” ujarnya.
Penyimpanan air hujan dapat dilakukan di embung maupun di rumah masing-masing. Sehingga saat musim kemarau datang, bisa dimanfaatkan.
Kemudian, ia juga menghimbau agar para petani mengganti tanamannya dengan tanaman palawija yang lebih tahan di musim kemarau.
“Kemudian yang kedua, para petani juga dihimbau untuk mengganti komoditas tanamannya dari tanaman padi menjadi tanaman yang lain palawija misalnya. Tanaman-tanaman yang lebih sedikit membutuhkan air,” jelasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Martinus mengatakan bahwa bulan Mei 2024 sudah masuk pada musim kemarau, yang ditandai 10 hari ini tidak ada hujan. Selanjutnya, puncak musim kemarau diperkirakan pada bulan Juli-Agustus.
“Diperkirakan nanti bulan Juli-Agustus itu adalah puncak musim kemarau, tapi bisa jadi mungkin nanti sampai September Oktober bahkan barangkali nanti di November masih ada beberapa tempat yang mengalami musim kemarau,” jelasnya.
Dalam hal ini, prediksi BMKG di tahun 2024 musim kemarau akan lebih panjang dibanding tahun 2023.
“Prediksi di tahun 2024 ini musim kemaraunya akan lebih panjang dan lebih ekstrim daripada tahun 2023 kemarin,” imbuhnya. (iwp)