Semarang, Infoseputarpati.com – Libur Lebaran hingga banyaknya orang mudik menyebabkan konsumsi gas elpiji 3 kg atau yang sering disebut dengan gas melon melonjak di Semarang.
Hal tersebut diungkapkan oleh pihak Pertamina Jawa Tengah melalui Brasto Galih Nugroho selaku Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah
“Jawa Tengah khususnya Kota Semarang menjadi tuan rumah bagi para pemudik dan banyak aktivitas masak-memasak di rumah tangga dan usaha mikro sehingga terjadi lonjakan konsumsi LPG 3 kg,” kata Brasto, dikutip dari Detik News, pada Sabtu (20/4/2021).
Konsumen LPG diantaranya rumah tangga miskin, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran.
Kemudian berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Migas nomor B-2461/MG.05/DJM/2022, usaha batik, usaha binatu, hotel, restoran, usaha peternakan, usaha pertanian, usaha tani tembakau, dan usaha jasa las dilarang menggunakan LPG subsidi.
“Pasokan tambahan total sebanyak 128 ribu tabung selama April 2024 sementara konsumsi harian normal sebanyak 86 ribu tabung,” jelasnya.
“Konsumen seperti rumah tangga tidak miskin dan usaha di atas level mikro tidak berhak menggunakan LPG subsidi,” tegas Brasto.
Masyarakat diharapkan tidak melakukan pembelian berlebih dan membeli di pangkalan resmi elpiji.
“Jika masyarakat menemukan indikasi adanya penyalahgunaan LPG subsidi seperti pengoplosan LPG 3 kg ke LPG nonsubsidi, penimbunan, ataupun pemindahan LPG 3 kg antar kota/kabupaten oleh penimbun, silahkan bisa melapor ke kepolisian terdekat,” kata Brasto.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) menyebut pihaknya sempat melakukan sidak di beberapa agen Pertamina.
“Kemarin saya mendapatkan beberapa keluhan kelangkaan gas dari masyarakat Kota Semarang, kalaupun ada harganya naik hampir 100 persen,” kata Ita dalam keterangannya saat tinjauan di Agen Gas PT Nawolo Bersaudara di Jalan Majapahit No 561 Semarang.
“Dari PT Nawolo Bersaudara menyampaikan kalau dari agen harga gas elpiji 3 kg harganya Rp 14.250, sampai di pangkalan harganya Rp 15.500, tetapi sampai di konsumen atau masyarakat sudah sampai Rp 25.000-30.000. Padahal banyak yang memakai LPG 3 kg ini kan para UMKM, masyarakat menengah ke bawah yang sangat membutuhkan,” imbuhnya.