Mitrapost.com – Puasa merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap umat Islam. Bukan hanya tidak diperbolehkan makan dan minum, orang berpuasa juga harus menahan kesabaran.
Selain hal yang membatalkan puasa, umat Islam juga hendaknya menghindari hal-hal yang sifatnya makruh. Dari sini terkadang masih banyak yang mempertanyakan apakah keramas bisa membuat puasa menjadi makruh ataupun batal.
Pertanyaan yang sama, orang yang berpuasa boleh melakukan keramas. Namun dengan catatan seseorang mampu menjamin tidak akan menghirup atau membuat air masuk ke mulut atau organ tubuh lainnya saat keramas.
Hal tersebut berpegang pada hadis dari Abu Bakr bin Abdur Rahman, dari salah seorang sahabat, beliau menceritakan perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Fathu Mekah, yang pada saat itu beliau puasa.
كان صلى الله عليه وعلى آله وسلم يصب الماء على رأسه وهو صائم من العطش أو من الحر
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyiramkan air ke atas kepala Beliau ketika sedang puasa, karena kehausan atau terlalu panas. (HR. Ahmad 16602, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Menurut Sayyid Al-Bakri dalam kitab I’ânatut Thâlibîn dijelaskan bahwa mandi dan keramas bisa membuat puasa batal jika ada air masuk ke lubang tujuh, meskipun dengan cara tidak disengaja.
يفطر مطلقا – بالغ أو لا – وهذا فيما إذا سبق الماء إلى جوفه في غير مطلوب …. وكانغماس في الماء – لكراهته للصائم – وكغسل تبرد أو تنظف.
Artinya: “…membatalkan puasa secara mutlak—baik dengan menghentakkan secara keras atau tidak. Demikian berlaku jika ada air masuk secara tak sengaja ke tubuh saat mandi yang tidak dianjurkan oleh syara’ (bukan mandi wajib/sunnah)… Seperti aktivitas menyelam karena dimakruhkan bagi orang yang berpuasa, juga sebagaimana orang yang mandi supaya segar dan bersih. (As-Sayyid al-Bakri, I’ânatut Thâlibîn, Beirut, Dârul Fikr, 1993, juz 2, halaman 265)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum mandi dan keramas itu adalah mubah atau boleh. Berikut beberapa ketentuaan saat berkeramas dalam keadaan puasa.
Yakni, seseorang harus berhati-hati ketika berkeramas dan dalam keadaan sedang menjalankan puasa agar tidak ada air yang masuk ke mulut pun lubang tubuh lainnya.
Kemudian, jika ragu-ragu untuk berkeramas maka ada baiknya menunda waktu keramas hingga waktu puasa berakhir atau diantara waktu salat magrib dan isyak. (*)