Infoseputarpati.com – Target ekspor batik yang dilakukan oleh UMKM di Indonesia mencapai angka yang fantastis pada tahun 2023 ini. Presiden Joko Widodo menyebut target itu senilai US$100 juta.
Namun, jelasnya, kondisi ekonomi Tanah Air harus baik, sehingga secara otomatis otomatis kinerja pasar dapat meningkat. Selain itu, inovasi juga perlu terus dihadirkan.
“Jadi strategi mendorong batik kembali ke desainer, ke warna-warna baru, jadi tidak monoton. Saya kira batik kita ini tadi ada yang dipakai untuk karpet, ada yang dipakai interior, ya ini saya kira inovasi-inovasi seperti itu yang akan memperkuat brand batik dan mengangkat pada level yang lebih atas,” jelas Jokowi dilansir dari Bisnis.com.
Saat ini kondisi ekonomi tengah membaik usai pandemi, sehingga menjadi momen yang tepat untuk membangkitkan komoditas batik.
“Selain ekonomi yang membaik saat ini juga berbagai event internasional dan nasional banyak diselenggarakan. Sehingga ini merupakan momen bagi pengrajin dan pengusaha batik memiliki kesempatan sangat baik untuk membangkitkan usahanya,” ujarnya.
Menurutnya, batik merupakan perwajahan Indonesia. Batik telah banyak memberikan penghasilan dan kehidupan bagi masyarakat.
“Batik adalah wajah kita, kehormatan kita, dan melalui batik tercipta lapangan kerja yang sangat banyak. Jutaan orang bekerja di industri batik dan memberikan penghasilan dan kehidupan. Saya meyakini setelah pandemi ini InshaAllah kenaikannya akan lebih tinggi lagi,” tandas Jokowi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batik pada 2022 mencapai US$64,56 juta atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 sebanyak 35 persen yaitu US$46,24 juta.
“Saat ini nilai ekspor batik dan produk batik dari Januari—April mencapai US$26,7 juta dan pemerintah menargetkan untuk mencapai US$100 juta pada tahun ini. Tentunya, terus-menerus kami tingkatkan perlahan tapi pasti,” kata Agus. (*)
