Pati, Infoseputarpati.com – Kemenag Kabupaten Pati, Jawa Tengah akan segera meluncurkan kampung moderasi beragama di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal. Kegiatan sosialisasi dan launching ini rencananya digelar pada 26 Juli 2023 mendatang.
Hal ini diungkapkan PLt Kepala Kantor Kemenag Pati, Ahmad Saikhu saat rapat koordinasi dengan seluruh Penyuluh Agama Islam di Aula kantor setempat hari ini, Selasa (18/7/23).
Moderasi secara bahasa dapat diartikan dengan pengurangan kekerasan. Sikap moderat artinya bersikap wajar. Pembentukan kampung moderasi menurut Saikhu saat ini sangat urgent, di tengah makin sensitifnya isu agama yang dapat memecah belah bangsa.
Kampung moderasi adalah model kampung binaan Kemenag yang mengutamakan kolaborasi antar lintas unsur agama, lembaga di lapisan masyarakat homogen.
Tujuan kampung moderasi yakni memperkuat kehidupan masyarakat yang harmonis dalam keberagaman dan toleransi berbasis kampung atau desa.
“Beragama secara ekstrim, menganggap bahwa agama mereka yang paling baik dan tidak memberikan ruang untuk agama lain. Lewat kampung moderasi di Jrahi akan kita launching tanggal 26 Juli, Pati mencoba memberikan contoh. Di masyarakat berbeda agama bercampur, namun artinya tidak mencampurkan aqidah (keyakinan), “ ujar Saikhu.
Meskipun Kampung moderasi baru akan dilaunching di akhir Juli, namun jauh-jauh hari sudah dibentuk kelompok Kelompok Kerja (pokja) oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Gunung Wungkal yang beranggotakan para pemuka agama dan tokoh masyarakat.
Ahmad Musyafak, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Gunungwungkal menceritakan, di Desa Jrahi terdapat tiga agama yang dianut masyarakat. Diantaranya Kristen, Budha, dan Islam serta satu aliran kepercayaan. Oleh karenanya anggota Pokja diambil dari unsur masing masing agama dan aliran kepercayaan.
“Pokja terdiri dari kepala kua dan staf kua, perangkat desa jrahi, tokoh desa masyarakat, pemuka agama, ada pendeta , pemuka budha, penyuluh agama islam, penyuluh agama kristen dan penyuluh agama buddha. ada 3 agama dan aliran kepercayaan,” ujarnya.
Pokja bertugas memberikan sosialisasi dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan moderasi beragama di lintas kelompok masyarakat.
Menurut Musyafak, dipilihnya Jrahi sebagai Kampung moderasi lantaran pola hidup masyarakat masyarakatnya. meskipun homogen secara kepercayaan namun kehidupan sosialnya tetap harmonis.
“Dari dulu orang sana sudah kental dengan budaya sosial. perbedaan agama bukan persoalan. orang ada acara kenduri, orang islam mengundang kristen mereka hadir, misal kristen natalan orang islam diundang, satu rumah beda agama sudah biasa, bisa hidup rukun tidak dipermasalahkan. Meski ada beberapa batasan tertentu,” tandas Musyafa.(*)