Pati, Infoseputarpati.com – Pendidik di Pati turut memberikan tanggapan terkait dengan pungutan liar (Pungli) yang terjadi di beberapa sekolah. Hal ini merespon dari pemecatan salah satu kepala sekolah yang memberlakukan uang gedung.
Wakil Kepala SMA Negeri 1 Batangan, Fajar Arief Hartanto mengungkapkan bahwa pungutan liar yang dilakukan terhadap siswa-siswi ini tiak sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
“Jadi kalau masih ditemukan sekolah yg masih ada pungutan berarti tidak sesuai dengan kebijakan Pemprov jateng,” kata Fajar.
Pihaknya juga menilai bahwa sekolah negeri di Jawa Tengah khususnya di SMA Negeri 1 Batangan sudah tidak ada pungutan apapun, dalam artian sekolah gratis.
Lebih lanjut, beberapa kategori yang disebut pungutan liar yakni seperti uang SPP, uang gedung, studytour, seragam sekolah, bahkan kotak infak pun ikut ditiadakan.
“Setau saya untuk sekolah kami dan SMA Negeri di Jawa Tengah pada umumnya sudah tidak ada pungutan apapun, sekolah gratis dan zero pungutan. Tidak ada SPP, uang gedung, tidak ada studytour, seragam bebas beli di toko, bahkan kotak infak musala juga ditiadakan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Batangan, Isnaeni Tapa Astuti menyinggung terkait di setiap sekolah negeri saat ini sudah tidak ada iuran maupun pungutan liar khususnya saat perpisahan di SMA Negeri 1 Batangan.
“Kalau sejauh ini sekolah-sekolah negeri ya terutama ya, kalau swasta saya ndak tau. Tapi kalau sejauh pengamatan saya kalau sekolah-sekolah negeri itu masih dalam tarif yang normal. Kalaupun ada iuran itukan artinya ada kepentingan siswa sendiri,” singgung Isnaeni kepada Mitrapost.com saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.
“Jadi sekolah kalau secara organisasi itu tidak ada tarikan lah istilahnya. Biasanya anaknya sendiri yang pengen iuran. Sehingga tinggal anaknya sendiri yang komunikasinya ke orang tuanya itu bagaimana, dan biasanya kan orang tua taunya gratis selama ini eh taunya kok bayar jadi tergantung komunikasinya aja,” tutupnya. (*)