Pati, Infoseputarpati.com – Wabah Atraks sempat menghebohkan jagat publik setelah keberadaannya terdeteksi di Gunungkidung, Yogyakarta. Hal ini pun langsung disikapi oleh Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati.
Sejumlah hewan ternak khususnya di Desa Gadu Kecamatan Gunungwungkal. Pasalnya, di wilayah tersebut pernah ada kasus antraks.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar tak terulang lagi kejadian di tahun 2006 silam. Pada tahun tersebut ada orang yang meninggal karena antraks.
“Di tahun 2006 lalu di Desa Gadu Kecamatan Gunungwungkal pernah ada kasus antraks dan sampai ada yang meninggal. Tapi setelah itu, setiap tahunnya kita adakan surveilans sampai kita ambil tanahnya juga sampai sepuluh tahun. Sehingga dinyatakan tidak ada lagi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dispertan Kabupaten Pati, Andi Hirawadi.
Dengan adanya kasus antraks di Gunungkidul beberapa waktu lalu yang menghebohkan masyarakat, Dispertan Kabupaten Pati melakukan upaya antisipasi dengan cara vaksinasi.
“Pada hari ini kita melakukan vaksinasi antraks di Desa Gadu. Selain itu, kita juga melakukan komunikasi dengan para peternak,” jelasnya.
Andi mengaku, bahwa kasus di Gunungkidul itu sama dengan kasus yang terjadi di Pati tahun 2006 silam. Dimana, ada seekor sapi yang mau meninggal kemudian disembelih oleh warga.
“Kita berharap kepada masyarakat jika ada sapi yang mau meninggal jangan langsung disembelih. Sebab, kita tak tahu ada penyakit apa di dalam sapi tersebut,” harapnya.
Sebagai informasi, tanda-tanda hewan ternak terjangkit antraks yakni demam tinggi, membentur-benturkan kepala, dan ketika hewan ternak mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam dari seluruh lubang pada tubuh. (*)






