Pati, Infoseputarpati.com – Tingginya harga pupuk non-subsidi yang beredar di masyarakat dipastikan berdampak pada petani di Kabupaten Pati.
Berdasarkan pernyataan dari anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno mengatakan kondisi tersebut berpengaruh pada penurunan pendapatan para petani.
“Terus terang saja permasalahan harga pupuk yang mahal ini menjadikan pendapatan petani juga turut berkurang,” tuturnya.
Ia menuturkan, dari beberapa temuan dan laporan yang diterimanya, terdapat petani yang belum bisa membalikkan modal saat panen. Hal tersebut dikarenakan biaya tinggi untuk perawatan hingga biaya pembelian pupuk yang harus dikeluarkan petani.
“Dan itu menjadikan petani untuk balik modal saja justru malah berat, Mas,” tambahnya.
Nur Sukarno menyebutkan bahwa pemerintah perlu memerhatikan perihal sarana peningkatan produksi di sekitar pertanian, yang mana selama ini telah menopang perekonomian bagi sebagian besar masyarakat di Kabupaten Pati.
“Makanya, untuk itu Pemda ini harus memerhatikan sarpras (sarana dan prasarana) di sektor pertanian, salah satunya yang berkaitan dengan pupuk subsidi itu tadi, Mas,” ungkap Politisi Partai Golkar Pati tersebut.
Diketahui, harga pupuk non-subsidi yang beredar di masyarakat berkisar mulai Rp 150 ribu hingga Rp 650 ribu setiap 50 Kg. Diantaranya seperti, pupuk urea non-subsidi berkisar di harga Rp 290 ribu, kemudian pupuk ZA non-subsidi mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 295 ribu. Sedangkan untuk jenis pupuk lainnya, seperti NPK setiap 50 Kg berkisar dari Rp 500 ribu hingga Rp 650 ribu. (Adv)