Terkendala Anggaran, Bantuan Benih Nila Salin Masih Tak Merata di Pati

Pati, Infoseputarpati.com – Bantuan benih kepada petambak nila salin yang terdampak rob dan air pasang tak menyeluruh. Hal ini dikarenakan adanya kendala terkait ketersediaan anggaran.

Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Sriwati menyatakan pihaknya sudah mengusulkan bantuan kepada petani tambak ikan nila yang terdampak rob berupa benih ikan.

”Dulu Kecamatan Tayu semua terdampak. Kami sudah mengusulkan bantuan benih ke provinsi maupun pusat. Tapi masih belum jelas. 2023 tak berani janji saya,” ucapnya.

Berdasarkan catatan dari pihaknya, per hektare hasil nila salin kurang lebih tiga ton sekali panen. Kemudian pakannya butuh empat ton per hektare. Sedangkan luas tambak nila salin ini 1.700-an hektare dengan produksi per tahun nila salin ini tujuh ribuan ton.

Menurutnya, bantuan untuk yang terdampak rob sudah tersalurkan satu jutaan benih. Namun, dari bantuan tersebut, dirasa belum cukup untuk seluruh petambak yang terdampak.

”Sebenarnya semua harus dicukupi. Tapi anggarannya tak cukup. Kami mengusulkan dan mendata kerugian para petani tambak. Hasil pendataan petambak merugi Rp 30 miliaran,” imbuhnya.

Anggaran untuk bantuan bibit nila salin mencapai Rp 1,2 M. Dengan anggaran tersebut, diasumkikan total lahan 2.000 hektare. Kemudian per petani dapat 10.000 ekor benih ikan nila salin.

”Bantuan benih rob sudah tahun lalu. Sudah diusulkan semuanya. Tapi tak cukup anggarannya,” lanjutnya.

Pihaknya sudah mendata kerugian para petani tambak di Pati. Kerugiannya mencapai miliaran rupiah. Diakuinya, pihaknya hanya sebatas pengusulan bantuan. Realisasinya menunggu keputusan pemerintah pusat maupundaerah.

“Kerugian petani tambak ini kisaran Rp30,86 M. Itupun belum termasuk kerusakan infrastruktur. Kisaran Rp5 M-an. Kemungkinan total kerugian Rp35 M. Kami hanya mengusulkan bantuan itu,” tuturnya.

Untjk diketahui, lokasi tambak yang terdampak rob mulai dari Desa Puncel, Dukuhseti (perbatasan dengan Jepara) hingga Desa Pecangaan, Batangan (perbatasan dengan Rembang). Luasannya sekitar 2.000 ha. Itu terdiri dari tambak ikan bandeng, nila dan sebagian udang. (*)

Penulis: Muhamad Kafi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *